PENGENALAN JENIS-JENIS FOTO,TEKNIK MEMEGANG KAMERA,ANGLE YANG UMUM DIGUNAKAN DAN TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Memotret adalah proses kreatifitas yang tidak hanya sekedar membidik
obyek yang akan kita rekam dan kemudian menekan tombol shutter pada
kamera. Dalam menciptakan sebuah karya foto kita harus mempunyai ide
(konsep) yang matang agar tidak mengalami kesulitan dilapangan dan yang
tidak kalah pentingnya adalah memahami tentang komposisi, ketajaman dan
pencahayaan (teknis).
JENIS-JENIS FOTO
Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa
jenis foto sebagai referensi lebih jauh lagi dalam memperdalam
pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai
pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam
memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang
paten untuk menghasilkan karya foto.
- FOTO MANUSIA
Foto manusia adalah semua foto yang obyek utamanya manusia, baik
anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua. Unsur utama dalam foto ini
adalah manusia, yang dapat menawarkan nilai dan daya tarik untuk
divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu :
a. Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia
dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan
image tersendiri dalam membuat foto portrait. Tantangan dalam membuat
foto portrait adalah dapat menangkap ekspresi obyek (mimic, tatapan,
kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan
karakter seseorang.
b. Human Interest
Human Interest dalam karya fotografi adalah menggambarkan kehidupan
manusia atau interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari serta
ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah
kehidupannya, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan
rasa simpati bagi para orang yang menikmati foto tersebut.
c. Stage Photography
Stage Photography adalah semua foto yang menampilkan aktivitas/gaya
hidup manusia yang merupakan bagian dari budaya dan dunia entertainment
untuk dieksploitasi dan menjadi bahan yang menarik untuk
divisualisasikan.
d. Sport
Foto olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan
spektakuler dalam event dan pertandingan olah raga. Jenis foto ini
membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap
momen terbaik.
- FOTO NATURE
Dalam jenis foto nature obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup
alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.
a. Foto Flora
Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan
jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala
keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk
direkam dengan kamera.
b. Foto Fauna
Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai
obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam
aktifitas dan interaksinya.
c. Foto Lanskap
Foto lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya
foto manusia. Foto lanskap merupakan foto bentangan alam yang terdiri
dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan, dan
tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam
serta cuaca menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto
lanskap.
- FOTO ARSITEKTUR
Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai
ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan
keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain dan
konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan
nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini. Foto
arsitektur ini tak lepas dari hebohnya dunia arsitektur dan teknik sipil
sehingga jenis foto ini menjadi cukup penting peranannya.
- FOTO STILL LIFE
Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda
atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik
dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang
akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan
karya foto ini. Foto still life bukan sekadar menyalin atau
memindahkan objek ke dalam film dengan cara seadanya, karena bila
seperti itu yang dilakukan, namanya adalah mendokumentasikan. Jenis foto
ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas,
imajinasi, dan kemampuan teknis.
- FOTO JURNALISTIK
Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers
atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat
caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari
penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media
massa (Koran, majalah, bulletin, dll).
TEKNIK DASAR PEMOTRETAN
Setelah kita mengenal jenis-jenis foto, sekarang saatnya untuk
mengetahui bagaimana cara memotrer untuk menghasilkan sebuah karya foto.
Seorang fotografer pada awalnya harus menguasai kamera dan bagaimana
cara kerja kamera tersebut.
Focusing
Istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman imaji pada bidang tertentu suatu obyek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang tajam dan jelas kita harus melakukan focusing
secara tepat. Pemilihan bidang atau titik tertentu dalam suatu obyek
foto akan menentukan kesan “kedalaman” pada sebuah foto. Obyek yang akan
kita hadapi dalam pemotretan tidak hanya sekedar benda diam saja,
tetapi kita juga akan dihadapkan pada benda bergerak (misalnya foto
olahraga), hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dalam focusing. Untuk tahap pembelajaran, lakukanlah focusing pada benda diam dahulu hingga kita memahami tehnik focusing dengan tepat.
Pengaturan Speed
Proses pembakaran negatif di dalam kamera untuk mendapatkan imaji
tertentu dipengaruhi oleh cara kerja dan kecepatan rana kamera. Kita
bisa menentukan kecepatan rana saat pembakaran dengan pengaturan speed.
Semakin tinggi speed (high speed) yang kita pakai maka akan semakin cepat pula rana bekerja dan sebaliknya, semakin rendah speed (low speed) yang kita pakai maka akan semakin lambat pula rana bekerja. Dalam dunia fotografi terdapat istilah pencahayaan normal (normal eksposure), pencahayaan rendah (under eksposure) dan pencahayaan tinggi (over eksposure).
Pencahayaan normal adalah dimana kita menentukan speed dan diafragma
yang tepat untuk mendapatkan gambar seperti pada keadaan obyek foto yang
sebenarnya. Over eksposure (pencahayaan tinggi) adalah
kompensasi pada pengaturan speed untuk mendapatkan intensitas
pencahayaan yang lebih banyak daripada pencahayaan normal dan gambar
yang dihasilkan pun lebih terang daripada kondisi aslinya. Under eksposure (pencahayaan
rendah) adalah kompensasi pencahayaan pada pengaturan speed untuk
mengurangi intensitas cahaya dibawah pencahayaan normal. Under eksposure
sering digunakan ketika kondisi cahaya dalam pemotretan terlalu keras
sehingga pengkompensasian akan diperlukan untuk mendapatkan gambar yang
lebih maksimal.
Pengaturan Diafragma
Sebuah foto yang menarik adalah dimana foto tersebut terdapat dimensi
ruang atau kesan kedalaman. Fasilitas diafragma pada lensa kamera
berperan penting dalam mengatur pemisahan antara bidang background dan
obyek utama. Diafragma juga menetukan seberapa luas ruang tajam pada
foto. Semakin kecil bukaan diafragma semakin luas ruang tajam yang bisa
kita dapatkan dan semakin besar bukaan diafragma maka semakin sempit
ruang tajam dalam foto.
RESEP KREATIF PEMOTRETAN
1. Zooming
Zooming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas ring
zoom pada lensa kamera. Zoom in adalah membuat gambar obyek tampak lebih
mendekat sedangkan zoom out adalah membuat gambar obyek tampak lebih
menjauh. Dalam pengaturan speed dan penggunaan zoom yang tepat akan
memberikan efek motion (gerak) pada hasil foto.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
c. Filter Radial Zoom (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret zooming, membutuhkan speed yang lambat, jadi
pastikan speed pada kamera anda dalam setting speed lambat, pastikan
objek dalam keadaan fokus
b. Setelah speed ditentukan, maka lanjutkan dengan mengatur
diafragma menyesuaikan speed agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Setelah mendapat normal, jepret shutter bersamaan dengan
memutar ring zoom, jika ring zoom diputar dari jauh ke dekat maka
disebut zoom in, jika ring zoom diputar dari dekat ke jauh disebut zoom
out
d. Jika kesulitan dengan speed lambat, anda bisa menggunakan tripod atau filter radial zoom.
2. Panning
Panning adalah teknik kreatif pemotretan untuk mendapatkan efek gerak
pada obyek yang bergerak (balap motor, orang berlari, dll). Hasil dari
teknik panning adalah adanya efek motion (gerak) pada latar belakang
(background).
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Sama seperti memotret zooming, motret panning membutuhkan
speed yang lambat agar menghasilkan efek gerak. Jadi pastikan kamera
anda dalam setting speed lambat
b. Kemudian lanjutkan dengan mengatur diafragma agar mendapat pencahayaan yang normal
c. Pencet shutter bersamaan dengan mengubah arah kamera mengikuti gerak objek
d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan memencet shutter pada saat objek berada tepat di tengah kamera
e. Jika anda kesulitan dengan speed lambat, pergunakan tripod.
3. Double/Multi Ekspose
Adalah teknik pemotretan dengan mengkombinasikan beberapa perekaman
imaji/gambar dalam satu bingkai frame. Teknik ini membutuhkan penuangan
kreatifitas, ide, konsep dan pemahaman komposisi serta pencahayaan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Filter Multi Ekspose (jika diperlukan)
Cara membuat :
a. Memotret multi ekspose membutuhkan ide, konsep, dan kreativitas. Jadi pastikan anda sudah mempunyai ide
b. Jika anda sudah mempunyai ide, pastikan objek yang akan anda
potret dalam keadaan pencahayaan normal (atur terlebih dahulu speed dan
diafragmanya)
c. Jika pencahayaan sudah normal, pencet tombol shutter. Objek 1 sudah anda dapatkan
d. Untuk mendapatkan objek ke-2, 3, dst., ulangi urutan di atas.
Akan tetapi sebelum memutar kokang, putar tombol multi ekspose kemudian
baru di kokang, kemudian pencet shutter dan begitu seterusnya
e. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pastikan anda sudah memikirkan porsi untuk objek 1, 2, 3, dst dalam satu frame
f. Jika anda kesulitan, anda bisa menggunakan filter multi ekspose.
4. Bulb
Bulb adalah proses pemotretan dengan memanfaatkan fasilitas bulb pada
kamera. Fasilitas bulb pada kamera memberikan keleluasaan dalam
menentukan berapa lama rana terbuka untuk proses pembakaran. Bila kita
memotret pada kondisi cahaya yang minim atau sangat kurang (pada malam
hari), dan prioritas speed tidak mampu lagi mendapatkan pencahayaan
normal maka fasilitas bulb pada kamera akan sangat membantu. Untuk
menghindari goncangan (shaking), alat bantu tripod dan kabel release
sangat dibutuhkan.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Tripod
c. Kabel Release
Cara membuat :
a. Pastikan kamera anda dalam setting speed bulb
b. Untuk diafragma, terserah pada fotografer. Jika bukaan
diafragma lebar maka efek dari sumber cahaya akan bulat. Jika bukaan
diafragma sempit maka efek dari sumber cahaya akan berbentuk bintang
c. Untuk lamanya rana membuka (speed), fotografer dapat menentukan sendiri waktunya
d. Untuk menghindari goncangan pada kamera, lebih baik menggunakan tripod atau kabel release.
5. Siluet
Siluet adalah teknik pemotretan untuk menampilkan gambar obyek dalam
keadaan gelap. Teknik ini memanfaatkan arah sumber cahaya yang berasal
dari balik obyek yang akan kita potret. Teknik ini membutuhkan ketepatan
pencahayaan agar obyek yang kita rekam tetap tampil dengan kontur dan
ketajaman yang tepat.
Bahan-bahan :
a. Kamera
Cara membuat :
a. Teknik siluet ini memanfaatkan sumber cahaya yang datang
dari balik objek sehingga pengukuran speed dan diafragma terletak pada
sumber cahaya tersebut
b. Karena kita mengukur pencahayaan normal pada sumber cahaya
yang ada dibalik objek, maka efeknya objek yang ada didepannya akan
lebih gelap.
6. Makro
Makro adalah kreatif dalam pemotretan dengan menggunakan lensa makro
untuk mendapatkan gambar obyek yang sangat dekat sekali. Foto makro juga
digunakan untuk mendapatkan detail dan tekstur pada obyek yang kita
potret. Dalam pemotretan makro, ruang tajam akan menjadi sempit sekali
oleh karena itu dibutuhkan ketepatan pancahayaan dan focusing. Ketika
tidak ada lensa makro untuk melakukan pemotretan ini kita bisa
menyiasatinya dengan membalik lensa normal untuk pemotreta makro.
Bahan-bahan :
a. Kamera
b. Lensa Makro (jika punya)
c. Filter Close Up
Cara membuat :
a. Jika anda mempunyi lensa makro, maka memotret makro dapat dilakukan seperti pemotretan pada umumnya
b. Jika anda tidak mempunyai lensa makro, anda bisa menyiasati dengan cara membalik lensa normal
c. Jika anda masih kesulitan, pakailah filter close up
7. Framming
Framming adalah kreatif pemotretan dengan memanfaatkan unsur lain
pada obyek yang kita potret sehingga membentuk kesan frame/bingkai
tersendiri untuk menambah nilai keunikan dan menarik serta memperkuat
kesan foto secara visual.
8. Strobis
Strobist adalah teknik pemakaian flash secara external, jadi tidak
digunakan diatas hotshoe kamera, melainkan dengan bantuan trigger, atau
Flash yang bisa digunakan sebagai master. Alat wireless trigger ini
umumnya menggunakan gelombang radio atau sinar infra merah untuk
menyalakan flash slave (flash lain harus mengikuti pada flash utama).
Keuntungan dengan menggunakan teknik ini kita bisa memposisikan satu
atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya
untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.
Teknik Memegang Kamera
Pada dasarnya teknik ini digunakan untuk mengurangi getaran saat
memotret. Alasannya sederhana, jika kamera tidak stabil ketika mengambil
gambar, hasilnya sudah pasti tidak akan maksimal. Cara agar kamu bisa
kokoh memegang kamera bisa mengikuti saran di bawah ini.
1. Tangan kanan
Gunakan tangan kanan untuk memegang bagian kanan kamera. Telunjuk di
posisi shutter, ibu jari di bagian belakang kamera. Sedangkan tiga jari
lainnya menggenggam erat bagian kamera di bagian depan.
2. Tangan kiri
Posisi tangan kiri tergantung kepada kamera yang kamu gunakan. Tetapi
pada umumnya tangan kiri digunakan untuk menopang berat kamera, atau
juga menopang lensa jika menggunakan lensa panjang.
3. Posisi badan
Agar lebih stabil saat memotret, kamu bisa bersandar ke obyek solid
atau bisa dengan berlutut. Jika dalam posisi berdiri dan tidak menemukan
sandaran, kamu bisa melebarkan kedua kaki untuk memperkuat kuda-kuda.
B. Teknik Menekan Shutter
Menekan shutter terkadang tidak semudah seperti yang terlihat,
terutama ketika menggunakan mode continuous shooting. Untuk bisa lebih
mengontrol, jangan memakai ujung telunjuk untuk menekan shutter. Gunakan
bagian datar di telunjuk lalu tekan perlahan untuk menemukan fokus
sebelum menekan penuh untuk mengambil gambar.
Satu tips lagi yang juga membantu adalah ambil nafas terlebih dahulu
sebelum menekan shutter. Cara ini membantu mengantisipasi getaran yang
timbul karena kita mengambil nafas saat menekan shutter.
C. Teknik menentukan fokus
Kamera terkadang menghasilkan foto dengan fokus yang tidak sesuai
dengan keinginan kita. Coba beberapa tips di bawah ini untuk menemukan
foto dengan fokus objek sesuai keinginan kamu.
- Tentukan objek.
- Letakkan objek yang akan dibuat fokus di tengah-tengah frame kamera (biasanya fokus diarahkan pada wajah).
- Dengan objek yang ingin dibuat fokus berada di tengah frame, tekan tombol shutter hingga setengahnya hingga muncul tanda fokus di viewfinder/live lcd. Dengan cara ini, kamera akan fokus pada titik itu.
- Jangan lepaskan tombol shutter yang setengah ditekan, atur lagi frame yang kamu inginkan kemudian tekan shutter hingga penuh.
Tidak ada cara yang lebih ampuh untuk menguasai kameramu selain
banyak berlatih. Pahami tekniknya, nikmati saat berlatih menggunakan
kameramu, karena tidak ada guru yang lebih baik selain pengalaman.
Nantikan teknik dasar lainnya.
angle fotografi yang umum digunakan oleh fotografer.
-
Normal Angle
Normal Angle adalah angle yang paling umum digunakan oleh
para fotografer. Dalam posisi ini sudut pengambilan foto sejajar antara
posisi kamera dengan si objek yang akan difoto.
-
Bird Eye View
Berbeda dengan normal, angle ini mengharuskan kita untuk
berada di suatu ketinggian tertentu. Oleh karena itu disebut dengan Bird
Eye View atau sudut pandang mata burung. Biasanya angle ini dipakai untuk membuat foto landscape, di mana yang dituju adalah keluasan ruang.
-
Low Angle
Sesuai dengan arti kata-katanya, Low Angle berarti sudut pandang
rendah. Untuk menggunakan sudut pandang ini, posisi kamera saat
pengambilan gambar ditempatkan lebih rendah dari objek yang kita jadikan
sasaran.
-
High Angle
Merupakan kebalikan dari low angle. Dalam sudut pengambilan foto ini,
posisi kamera berada di atas atau lebih tinggi dari posisi objek yang
dijadikan sasaran foto.
-
Frog Eye
Sesuai dengan namanya yang berarti kodok, Frog Eye level merupakan angle yang sangat rendah. Jauh di bawah low angle. Biasanya untuk mengambil gambar dengan angle
ini, fotografer dituntut untuk memposisikan kamera sangat dekat dengan
tanah. Bahkan tidak sedikit dari mereka harus berada dalam posisi
merayap.
0 komentar:
Posting Komentar